PUTIH ABU-ABU PENUH RINDU
Saat ini aku sudah duduk di kelas XII. Masa ini
adalah masa kritis bagiku, setiap siswa kelas XII dituntut untuk sibuk
merancang masa depan sehingga tidak ada lagi celah bagiku untuk duduk santai.
Aku sekarang sedang pusing-pusingnya memikirkan langkah yang akan kutempuh
untuk melanjutkan kelangsungan hidupku. Menurutku kelas XII adalah dimensi yang
berisi tugas semakin berjejeran, belum lagi list uprak yang setiap
harinya semakin mengantre, hingga UTBK yang jadwalnya saling bertabrakan.
Pikiranku serasa kerja rodi yang dari pagi hingga malam hari terus kuajak
berkelana untuk mencari titik terang dari masing-masing jawaban tugas.
Kelas XII adalah masa tegang yang membuatku
jantungan. Apalagi terkait SNMPTN yang menurutku itu adalah harapan yang tak
bisa ku percaya karena takut dikecewakan. Psikologisku dibuat stres oleh
berbagai macam pertanyaan yang bermunculan di pikiranku. Terutama mengenai
jurusan yang akan kuambil dan sampai sekarang masih menjadi tanda tanya?
Mungkin ini definisi dituntut dewasa oleh keadaan, aku yang memang pembawaannya
masih childish harus banting setir untuk berpikir layaknya orang dewasa.
Di saat seperti ini, masa-masa kelas X membuatku
rindu menggebu. Padahal dulu waktu aku masih kelas x ingin segera beranjak ke
kelas XII, rupanya aku sekarang menyesalinya. Aku merindukan masa kelas X,
beban tak terlalu kupikirkan dan bergurau selalu menjadi pilihan.
Waktu terus berjalan dan membawaku ke dalam
dimensi masa sekarang. Tiga tahun yang menurutku sangatlah singkat, ditambah
lagi satu tahun yang hilang tersita
karena Corona. Waktu yang seharusnya terisi oleh berbagai cerita hilang begitu
saja karena waktu itu Corona semakin merajalela. Berbagai kesenangan, kelucuan,
keseruan, hingga ketegangan saat ujian tidak dapat kurasakan pada waktu kelas
XI. Padahal kelas XI itu seru-serunya dunia per-MA-an. Pembelajaran yang
dilakukan di rumah sama sekali tidak terasa nikmat di hidupku, yang ada hanya
kebosanan menemani. Tugas yang bertumpuk-tumpuk dan pikiran yang campur aduk
menyatu menjadi satu. Tapi itu akan menjadi cerita kenangan yang akan kukenang
dan kuceritakan pada anak-anakku nanti.
Kata orang masa MA adalah masa terindah waktu
sekolah. Iya aku menyetujuinya karena sesuatu yang aku dapatkan sewaktu MA,
mungkin tidak akan aku dapatkan pada saat kuliah apalagi sebelum atau
setelahnya. Misalnya budaya contekan saat tugas langganan datang, sudah menjadi
ciri tersendiri bagi aku dan teman-temanku. Selain itu kebersamaan saat MA juga
menjadi kesenangan yang mutlak bagiku, mempunyai teman yang selalu pengertian
dan selalu setia mendengar curhatan. Sungguh itu hal istimewa dan luar biasa
yang takkan terlupakan.
Sekarang aku dan temanku di hadapkan beberapa
pilihan. Ada yang lanjut ke pendidikan, ada yang lanjut ke pekerjaan dan
sebagainya. Harapanku semoga citaku dan cita kalian terijabahkan. Semoga guru
kita selalu diberikan umur panjang agar bisa mengemban amanat tuhan untuk
mencerdaskan generasi yang akan datang. Semoga kalian temanku, khususnya kelas
XII MIPA 3 kita bisa bertemu kembali di lain waktu dengan keadaan yang sudah
sama-sama mapan. Aamiin.
Comments
Post a Comment